Sabtu, 24 Agustus 2024

Saat Sedang Merasa Tersesat

aBeberapa bulan ini aku merasa seperti sedang tersesat. Harus tetap berjalan, tapi tak tau harus berjalan kemana.

Setiap langkah yang kuambil, rasanya buntu. 

Mungkin memang terbaik adalah duduk diam, memikirkan kembali apakah selama ini jalan yang kulewati sudah benar. Apakah sudah terlambat jika aku memilih diam.

Namun aku harus berjuang, karena banyak yang memang harus kuperjuangkan.

Tuhan 

maafkan aku jika terdengar kurang bersyukur

Jika aku terdengar kurang ikhlas

Jika aku terdengar serakah

Itu karena aku sedang lelah dan tak tau harus bagaimana

Rabu, 17 Februari 2021

Aku kuat dan sanggup melewati ini

Kadang hanya ingin diam, mungkin jongkok di sudut kamar dan menangis sepuasnya. Tapi buat apa? Ada saatnya memang saat aku ada di titik terendah, sakit dan emosi yang tak stabil. Untungnya ada selalu ada sajadah tempat aku bersujud dan menumpahkan air mataku, mengadukan perihku


Kamis, 15 Oktober 2020

Jatuh bangun

seperti lagu dangdut ya
Jatuh bangun aku sendirian, mengejar mimpi yang begitu banyak.
Sementara daya terbatas
bahkan masih harus melengkapi hidup dengan yang lainnya
nyatanya 
aku masih bisa dan sanggup bertahan
karena aku tahu Allah senantiasa menjagaku
dan tak membiarkan aku meminta kepada selainNya

Aku kuat
kurubah lelah jadi Lillah

Rabu, 08 Juli 2020

Sebuah Kerinduan

Lama tak menulis di sini
entah ada yang baca atau tidak
bagiku menulis lebih sebagai pelepasan rasa
karena aku lebih paham menulis dari berbicara

Dengan menulis
apa yang kurasakan bisa kugambarkan
Dengan menulis
kerinduan untuk mengurai kata-kata terobati
Dengan menulis
hati ini merasa bahagia

Sabtu, 02 Maret 2019

Lelah

Lelah

Seperti ingin terbang melanglang, tapi kaki, tangan dan sayapku terikat. Tak mampu bergerak, sementara harus bergerak untuk terus hidup. Nafasku sesak, Lelah mencoba menggapai-gapai tak ada seorangpun yang datang mengulurkan tangan dan membantu melepas ikatan ini.

Jika saja waktu bisa diputar, kembali ke masa merdeka itu. Tapi memang waktu itu sudah tidak ada lagi. Tak ada lagi yang bisa dilakukan selain tunduk dan melihat sia-sia ke lantai yang dingin. Merasakan hati yang sakit, sebab kaki, tangan dan sayapku yang terikat.

Awan berarak seperti mengejek "itu sebab pilihanmu sendiri, jalan yang kau tempuh sendiri". Malas aku melihat langit yang mengejek itu. Kulemparkan pandanganku kembali pada lantai yang dingin. Setidaknya lantai dingin ini hanya bisa menatapku dingin. Dia tidak mengejekku.

Tertunduk aku sekarang dalam Lelah...