Selasa, 22 Maret 2016

Rejeki tak akan kemana

Rejeki tak akan kemana...

Hari ini Jakarta heboh... jalan ditutup antrian taksi yang tidak mau mengangkut penumpang
dan ketika sebuah taksi terlihat membawa penumpang... yang lain menyetopnya meminta penumpang turun... padahal penumpang itu membutuhkan alat transportasinya...

Salahkah yang demo
tak bisa disalahkan kalau itu menyangkut periuk nasi untuk keluarga yang di rumah
Salahkah yang tidak mau ikut demo dan memilih tetap bekerja
tak bisa disalahkan karena dia memilih mencari nafkah halalnya untuk mengisi perut keluarganya

Bukankah sebagai khafilah di muka bumi ini, kita punya kesempatan mencari nafkah halal dengan cara yang baik. Persaingan di luar sana sangat keras, tak bisa dihindari tehnologi yang semakin berkembang..

Teman-temanku yang penuntut berbaik hatilah, jadilah cerdas
kalau tak bisa bersaing dengan perkembangan tehnologi, lakukan sesuatu yang bisa menarik kembali pelanggan kita...
lakukan dengan service yang baik, yang tidak pernah menolak penumpang bahkan yang jarak dekat... kami masih butuh taksi kok...
Kalau penumpang merasa keberatan dengan tarifnya.. apakah bisa dinego supaya biaya operasionalnya berkurang... misalnya : adakah subsidi onderdil atau bbm khusus transportasi umum (pakai voucher misalnya)..
Pemilik dan pengusaha taksi... berbagi rejekilah... turunkan setorannya...mereka butuh uang untuk keluarganya...

Ah... andai dunia selalu damai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar